Pengertian Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan atau ilmu menurut para ahli mempunyai pengertian sebagai berikut:
- Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, dalam bukunya The fabric of society, bahwa ilmu memiliki kriteria empiris, rasional, umum, kumulatif dan keempatnya serentak terpenuhi.
- Ashley Montagu dalam bukunya ‘the cultured man’,memberikan
pengertian ilmu pengetahuan sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah
dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang
sedang dipelajari.
- Afayanev, dalam bukunya ‘Marxist Philosophy’ menyatakan
bahwa pengertian ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang
alam, masyarakat, dan pikiran. V.Afayanev mencerminkan alam dalam
hukum-hukum, konsep, dan kategori-kategori yang tepat dan benarnya dapat
diuji dengan pengalaman praktis,
- Helmy A. Kottobahwa ilmu pengetahuan adalah suatu
proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan yang terus menerus sampai
dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
- Dadang Ahmad S., merumuskanbahwa pengertian ilmu
pengetahuan adalah suatu proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan
yang terus menerus hingga dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam
itu sendiri.
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, yaitu:
Pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu
sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia.
Ilmu pengetahuan pragmatis. Aliran ini meyakini bahwa pengembangan
ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan menfaat bagi manusia dalam
pemecahan masalah kehidupan
4 Hal Sikap yang Ilmiah
4 Hal Sikap yang Ilmiah, yaitu:
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap
ilmuwan dalam melakukan tugasnya (memelajari, meneruskan,
menolak/menerima serta mengubah/menambah suatu ilmu). Untuk mencapai
suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang
bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
- Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif .
- Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang
dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan
pemilihan terhadap hipotesis yang ada
- Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
- Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu
telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Beberapa sikap ilmiah lainnya dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo
(1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
- Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru
dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan
tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak
mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan
kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
- Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa
ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu
menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh
orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang
kuat.
- Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,
menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.
Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan
kepentingan dirinya sebagai subjek.
- Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk
eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara
yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari
pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak
akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima
kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
- Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia
mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti
melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
- Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Lebih rinci lagi Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah yakni sebagai berikut:
- Selalu meragukan sesuatu.
- Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
- Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
- T e k u n.
- Suka pada sesuatu yang baru.
- Mudah mengubah pendapat atau opini.Loyal etrhadap kebenaran.
- Objektif
- Enggan mempercayai takhyul.
- Menyukai penjelasan ilmiah.
- Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
- Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
- Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
- Menyadari perlunya asumsi.
- Pendapatnya bersifat fundamental.
- Menghargai struktur teoritis
- Menghargai kuantifikasi
- Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
- Dapat menerima pengertian generalisasi
- Teknologi
Pengertian Teknologi
Pengertian Teknologi Informasi atau disingkat dengan TI atau dalam
bahasa inggrisnya disebut dengan Information Technology yang disingkat
dengan IT. Dalam hal ini, pengertian teknologi informasi merupakan
istilah yang umum yang memberikan penjelasan tentang segala teknologi
yang dapat membantu manusia untuk menyimpan, membuat, mengubah,
mengkomunikasikan, dan juga menyebarkan informasi.
Pengertian teknologi informasi juga merupakan seperangkat sarana atau
alat yang berguna untuk membantu pekerjaan anda dengan informasi dan
melaksanakan tugas yang ada hubungannya dengan pemrosesan dalam
informasi. Dijelaskan dalam pengertian TI (Teknologi Informasi) ini
bahwa Teknologi Informasi tersebut sebagai sarana atau alat yang dipakai
dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi. Di
pengertian TI tersebut juga dijelaskan bahwa hasil informasi yang diolah
tersebut prosesnya memakai suatu alat. Alat tersebut yaitu berupa
komputer dan juga program-progamnya.
Selain itu, pengertian TI (Teknologi Informasi) mengacu pada semua
bentuk teknologi yang dipakai untuk mengubah, menciptakan, melakukan
penyimpanan, dan juga memakai informasi itu dalam semua bentuknya.
Sangat jelas sekali, dalam pengertian teknologi informasi tersebut
menyatakan bahwa TI merupakan semua bentuk dari teknologi yang dipakai
dalam pemrosesan informasi.
Demikianlah ulasan dan pembahasan tentang pengertian teknologi
informasi. Tentu sebagian besar orang sudah tau dan akrab dengan
teknologi. Tetapi mungkin dalam menjelaskan pengertian teknologi
informasi tersebut ada juga yang masih belum bisa dan mengerti. Jadi,
semoga artikel ini dapat membantu anda semua dalam memahami dan juga
menjelaskan tentang pengertian teknologi informasi.
Fenomena Teknik pada Masyarakat
Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah..
Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan.
Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
Ciri-Ciri Teknologi Barat
Ciri-ciri teknologi barat adalah sebagai berikut:
- Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia.
- Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan.
- Selalu berpikirbahwa barat adalah pusat dari segala teknologi.
- Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
Ilmu Pengetahuan, yaitu: sesuatu yang secara teratur diperoleh dengan
pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis,
empiris, umum dan akumulatif serta memiliki arti atau makna tersendiri
bagi penerimanya.
Teknologi, yaitu: sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi,
menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja
dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,
dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
- Kemiskinan
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang
biasa untuk dipunyai seperti makanan,pakaian,tempat berlindung, dan air
minum.
hal ini berhubungan eratdengan kualitas hidup.Kemiskinan kadang juga
berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu
mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga
Negara.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga
hal:
- Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
- Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
- Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, adat istiadat dan sistem nilai yang dimiliki.
Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain.
- Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal
usaha.
- Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
- Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
- Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Fungsi Kemiskinan
- kemiskinan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor,
tak terhormat, berat, berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin
dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang mampet, membuang sampah,
menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah
runtuh, jaga malam. Bayangkan apa yang terjadi bila orang miskin tidak
ada. Sampah bertumpuk, rumah dan pekarangan kotor, pembangunan
terbengkalai, banyak kegiatan ekonomi yang melibatkan pekerjaan kotor
dan berbahaya yang memerlukan kehadiran orang miskin.
- kemiskinan memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas
yang tak layak pakai dapat dijual (diinfakkan) kepada orang miskin,
termasuk buah-buahhan yang hampir busuk, sayuran yang tidak laku,
Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk orang-orang
miskin.
- kemiskinan mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan
orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah,
mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipatgandakan keuntungan.
Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi
orang-orang kota.
- kemiskinan menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin,
lahirlah pekerjaan tukang kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan
dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan
yang dikelola oleh departemen sosial. Tidak ada komoditas yang paling
laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di pasar internasional selain
kemiskinan.
- memperteguh status sosial orang kaya. Perhatikan jasa orang miskin
pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan
label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan
memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya.
- bermanfaat untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu
ketertiban dan keindahan kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalu
lintas ditertibkan (ditangkap, dagangannya diambil, dan kerugiannnya
tidak diganti).
SUMBER :
http://www.apapengertianahli.com
http://aji-pangestu.blogspot.com/2011/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/4-hal-sikap-yang-ilmiah/